PEMBUATAN TAWAS DARI
ALUMUNIUM FOIL BEKAS
I.
Tujuan
1. Mengetahui cara membuatan tawas dari alumunium foilbekas.
2.
Membuat tawas dengan alumunium foilbekas.
3. Mengaplikasikan tawas yang dihasilkan dengan air selokan.
II. Dasar
Teori
Tawas merupakan alumunium sulfat
yang dapat digunakan sebagai penjernih air seperti sedimentasi (water
treatment) karena tawas yang dilarutkan dalam air mampu mengikat
kotoran-kotoran dan mengendapkan kotoran dalam air sehingga menjadikan air
menjadi jernih. Tawas/Alum merupakan sejenis koagulan dengan rumus kimia Al2S04
11 H2O. Pada pH 7 terbentuk Al ( OH )4-.Flok
–flok Al ( OH )3 mengendap berwarna putih.Gugus utama dalam proses
koagulasi adalah senyawa aluminat yang optimum pada pH netral.
Tawas
dikenal sebagai koagulan didalam pengolahan air limbah. Sebagai koagulan tawas
sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk
koloid maupun suspensi. Selain digunakan sebagai penjernih air, tawas juga
dapat digunakan sebagai zat aditif untuk antiperspirant (deodorant).Tawas
(kalium aluminiumsulfat) dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al)
dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut membentuk aluminat
menurut persamaan reaksi :
2 Al + 2 KOH
+ 2 H2O 2 KAlO2
+ 3 H2
Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat, mula-mula terbentuk endapan
berwarna putih dari alumunium hidroksida [Al(OH)3] yang dengan
penambahan asam sulfat endapan putih semakin banyak yang jika didiamkan akan
terbentuk Kristal seperti kaca dari tawas (kalium aluminiumsulfat) atau sering
disebut alum. Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat, reaksinya adalah
:
2 KAlO2 + 2 H2O
+ H2SO K2SO4
+ 2 Al(OH)3
H2SO4 + K2SO4
+ 2 Al(OH)3 2 KAl(SO4)2
+ 6 H2O
24 H2O + 2 KAl(SO4)2
2 KAl(SO4)2.12 H2O
Reaksi
keseluruhan :
2 Al + 2 KOH + 10 H2O + 4
H2SO42 KAl(SO4)2 +.12 H2O
+ 3 H2
Senyawa
alumunium khususnya senyawa sulfat banyak digunakan pada industry kertas.
Selain itu, tawas banyak digunakan di industri–industri baik digunakan sebagai
koagulan dalam pengolahan air dan air buangan maupun penyamakan kulit dan bahan
pewarna di industri tekstil.
III. Alat
dan Bahan
- Alat :
·
Erlenmeyer 1000 ml
·
Gelas ukur
·
Cawan petri
·
Timbangan analitik
·
Gunting
·
Pipet
·
Corong
·
Kertas saring
·
Gelas beaker
·
Batang pengaduk
B. Bahan :
·
KOH 3N 50 ml
·
Air Accu 30 ml
·
Ethanol 50 %
·
Es Batu
·
Alumunium foil
IV. Cara
Kerja
·
Pembuatan Tawas
1.
Ditimbang alumunium foil bekas
sebanyak 1gram, dam di gunting kecil-kecil.
2.
Kemudian dimasukan alumunium foil
kedalam erlenmeyer lalu masukkan kedalamnya 50 ml larutan KOH 3N Lalu diamati
perubahan yang terjadi.
3.
Setelah selesai, didiamkan dan didinginkan
larutan lalu saring dan filtratnya ditampung dalam erlenmeyer bersih.
4.
Lalu disiapkan 30 mL air accu.
5.
Dimasukan H2SO4
ke dalam erlenmeyer tersebut sampai terbentuk endapan berwarna putih.
6.
Diamkan sambil didinginkan, lalu
saring menggunakan kertas saring yang telah ditimbang sebelumnya.
7.
Setelah filtrat terpisah, residu
pada kertas saring cuci dengan 10 mL etanol 50% , kemudian keringkan.
8.
Ditimbang kristal yang dihasilkan.
V. Hasil
Pengamatan
·
Berat alumunium foil : 1000 mg
·
Berat kertas saring : 1620
mg
·
Berat tawas yang dihasilkan + kertas
saring : 9220 mg
·
Berat tawas murni yang dihasilkan: 7600 mg
VI. Pembahasan
Tawas pada praktikum kali ini dibuat dari Alumunium
foil bekas. Tawas sendiri adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa
kristal yangdikenal sebagai koagulan di dalam pengolahan air maupun limbah.
Pertama-tama, alumunium foil bekas dilarutkan kedalam KOH dan seterusnya
direaksikan dengan air accu yang akan menghasilkan kristal putih . Pada
penambahan KOH 3M reaksi berjalan cepat dan bersifat eksoterm karena
menghasilkan kalor.Reaksi yang terjadi adalah :
2Al + 2KOH + 6H2O à 2K[Al(OH)4] + 3H2
Untuk menghindari terbentuknya
Al(OH)3 maka KOH 3M ditambahkan berlebih. Agar reaksi yang terjadi
antara alumunium foil dan KOH berlangsung cepat maka dari itu alumunium foil
harus digunting kecil-kecil (memperbesar luas permukaan) hal ini disebabkan
agar laju reaksi berlangsung cepat. Kemudian setelah reaksi telah selesai
disaring larutan tersebut dan diambil filtratnya kemudian dimasukkan 30 ml Air
accu kemudian tawas yang diperoleh dicuci dengan larutan etanol yang bertujuan
untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan. Air accu dipakai
karna mengandung H2SO4, ini dikarenakan filtrat yg
mengandung KAlO2akan bereaksi membentuk tawas (Al(OH)3 ).Kristal alum (tawas)
yang diperoleh dicuci dengan larutan etanol 50% yang bertujuan untuk menyerap
kelebihan air dan mempercepat pengeringan.
Berdasarkan teori, tawas
yang berkualitas baik memiliki ciri-ciri berbentuk bongkahan dan tidak berwarna
(bening). Sedangkan, berdasarkan percobaan tawas yang terbentuk berbentuk
serbuk menggumpal yang berwarna putih. Hal ini mungkin dikarenakan proses
pemurnian tawas yang tidak menghasilkan tawas dengan kemurnian yang tinggi dan
bisa juga karena Al didapatkan dari alumunium
foil dengan komposisi Al kurang murni ( < 100% ).
Tawas
pada praktikum ini telah diaplikasikan untuk penjernihan air selokan dan
setelah diujikan dibutuhkan waktu hingga 1 hari untuk menjernihkan air dengan
mengkoagulasi zat-zat yang mencemari air, tawas ini telah efektif dalam
menjernihkan air tetapi kurang efektif dibandingkan tawas biasanya karena
biasanya hanya diperlukan waktu kurang lebih selama 1 jam untuk
mengendapkan koloid ataupun suspensi
didalamnya, hal ini mungkin dikarenakan alumunium foil bekas yang digunakan tidak
sepenuhnya mengandung alumunium (Al) yang murni.
VII. Kesimpulan
- Berat
tawas yang dihasilkan dari alumunium foil bekas sebesar 7600 mg
- Pencucian
tawas dengan menggunakan ethanol agar dapat menyerap kelebihan air dan
mempercepat proses pengeringan selain itu untuk memurnikan tawas.
- Tawas
yang dihasilkan dapat mengendapkan partikel koloid dan suspensi didalam
air selokan selama 1 hari.
VIII. Daftar Pustaka
·
ManurungManuntun dan
Irma Fitria Ayuningtyas.2010.
“Kandungan Alumunium dalam Kaleng Bekas Dan Pemanfaatannya Dalam Pembuatan
Tawas”. JURNAL
KIMIA