Sabtu, 24 November 2012


PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMUNIUM FOIL BEKAS
Selasa, 6 November 2012

I. Tujuan 

1.      Mengetahui cara membuatan tawas dari alumunium foilbekas.
2.      Membuat tawas dengan alumunium foilbekas.
3.      Mengaplikasikan tawas yang dihasilkan dengan air selokan.

II. Dasar Teori

    Tawas merupakan alumunium sulfat yang dapat digunakan sebagai penjernih air seperti sedimentasi (water treatment) karena tawas yang dilarutkan dalam air mampu mengikat kotoran-kotoran dan mengendapkan kotoran dalam air sehingga menjadikan air menjadi jernih. Tawas/Alum merupakan sejenis koagulan dengan rumus kimia Al2S04 11 H2O. Pada pH 7 terbentuk Al ( OH )4-.Flok –flok Al ( OH )3 mengendap berwarna putih.Gugus utama dalam proses koagulasi adalah senyawa aluminat yang optimum pada pH netral.

         Tawas dikenal sebagai koagulan didalam pengolahan air limbah. Sebagai koagulan tawas sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi. Selain digunakan sebagai penjernih air, tawas juga dapat digunakan sebagai zat aditif untuk antiperspirant (deodorant).Tawas (kalium aluminiumsulfat) dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut membentuk aluminat menurut persamaan reaksi :

2 Al + 2 KOH + 2 H2O         2 KAlO2 + 3 H2

         Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat, mula-mula terbentuk endapan berwarna putih dari alumunium hidroksida [Al(OH)3] yang dengan penambahan asam sulfat endapan putih semakin banyak yang jika didiamkan akan terbentuk Kristal seperti kaca dari tawas (kalium aluminiumsulfat) atau sering disebut alum. Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat, reaksinya adalah :

2 KAlO2 + 2 H2O + H2SO          K2SO4 + 2 Al(OH)3
H2SO4 + K2SO4 + 2 Al(OH)3      2 KAl(SO4)2 + 6 H2O
24 H2O + 2 KAl(SO4)2                 2 KAl(SO4)2.12 H2O

Reaksi keseluruhan :

2 Al + 2 KOH + 10 H2O + 4 H2SO42 KAl(SO4)2 +.12 H2O + 3 H2

        Senyawa alumunium khususnya senyawa sulfat banyak digunakan pada industry kertas. Selain itu, tawas banyak digunakan di industri–industri baik digunakan sebagai koagulan dalam pengolahan air dan air buangan maupun penyamakan kulit dan bahan pewarna di industri tekstil.



      

III. Alat dan Bahan

  1. Alat :
·         Erlenmeyer 1000 ml
·         Gelas ukur
·         Cawan petri
·         Timbangan analitik
·         Gunting
·         Pipet
·         Corong
·         Kertas saring
·         Gelas beaker
·         Batang pengaduk


B.     Bahan :

·         KOH 3N 50 ml
·         Air Accu 30 ml
·         Ethanol 50 %
·         Es Batu
·         Alumunium foil 

IV. Cara Kerja

·         Pembuatan Tawas
1.      Ditimbang alumunium foil bekas sebanyak  1gram, dam di gunting kecil-kecil.
2.      Kemudian dimasukan alumunium foil kedalam erlenmeyer lalu masukkan kedalamnya 50 ml larutan KOH 3N Lalu diamati perubahan yang terjadi.
3.      Setelah selesai, didiamkan dan didinginkan larutan lalu saring dan filtratnya ditampung dalam erlenmeyer bersih.
4.      Lalu disiapkan 30 mL air accu.
5.      Dimasukan H2SO4 ke dalam erlenmeyer tersebut sampai terbentuk endapan berwarna putih.
6.      Diamkan sambil didinginkan, lalu saring menggunakan kertas saring yang telah ditimbang sebelumnya.
7.      Setelah filtrat terpisah, residu pada kertas saring cuci dengan 10 mL etanol 50% , kemudian keringkan.
8.      Ditimbang kristal yang dihasilkan. 



V. Hasil Pengamatan

·         Berat alumunium foil :      1000 mg
·         Berat kertas saring            :           1620 mg
·         Berat tawas yang dihasilkan + kertas saring  :      9220 mg
·         Berat tawas murni yang dihasilkan:                      7600 mg 


VI. Pembahasan
Tawas pada praktikum kali ini dibuat dari Alumunium foil bekas. Tawas sendiri adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal yangdikenal sebagai koagulan di dalam pengolahan air maupun limbah. Pertama-tama, alumunium foil bekas dilarutkan kedalam KOH dan seterusnya direaksikan dengan air accu yang akan menghasilkan kristal putih . Pada penambahan KOH 3M reaksi berjalan cepat dan bersifat eksoterm karena menghasilkan kalor.Reaksi yang terjadi adalah :
2Al + 2KOH + 6H2O             à        2K[Al(OH)4] + 3H2

Untuk menghindari terbentuknya Al(OH)3 maka KOH 3M ditambahkan berlebih. Agar reaksi yang terjadi antara alumunium foil dan KOH berlangsung cepat maka dari itu alumunium foil harus digunting kecil-kecil (memperbesar luas permukaan) hal ini disebabkan agar laju reaksi berlangsung cepat. Kemudian setelah reaksi telah selesai disaring larutan tersebut dan diambil filtratnya kemudian dimasukkan 30 ml Air accu kemudian tawas yang diperoleh dicuci dengan larutan etanol yang bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan. Air accu dipakai karna mengandung H2SO4, ini dikarenakan filtrat yg mengandung KAlO2akan bereaksi membentuk tawas (Al(OH)3 ).Kristal alum (tawas) yang diperoleh dicuci dengan larutan etanol 50% yang bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan.

      Berdasarkan teori, tawas yang berkualitas baik memiliki ciri-ciri berbentuk bongkahan dan tidak berwarna (bening). Sedangkan, berdasarkan percobaan tawas yang terbentuk berbentuk serbuk menggumpal yang berwarna putih. Hal ini mungkin dikarenakan proses pemurnian tawas yang tidak menghasilkan tawas dengan kemurnian yang tinggi dan bisa juga karena Al didapatkan dari alumunium foil dengan komposisi Al kurang murni ( < 100% ).

                Tawas pada praktikum ini telah diaplikasikan untuk penjernihan air selokan dan setelah diujikan dibutuhkan waktu hingga 1 hari untuk menjernihkan air dengan mengkoagulasi zat-zat yang mencemari air, tawas ini telah efektif dalam menjernihkan air tetapi kurang efektif dibandingkan tawas biasanya karena biasanya hanya diperlukan waktu kurang lebih selama 1 jam untuk mengendapkan  koloid ataupun suspensi didalamnya, hal ini mungkin dikarenakan alumunium foil bekas yang digunakan tidak sepenuhnya mengandung alumunium (Al) yang murni.

VII. Kesimpulan
  • Berat tawas yang dihasilkan dari alumunium foil bekas sebesar 7600 mg
  • Pencucian tawas dengan menggunakan ethanol agar dapat menyerap kelebihan air dan mempercepat proses pengeringan selain itu untuk memurnikan tawas.
  • Tawas yang dihasilkan dapat mengendapkan partikel koloid dan suspensi didalam air selokan selama 1 hari.

VIII. Daftar Pustaka 
·         ManurungManuntun dan Irma Fitria Ayuningtyas.2010. “Kandungan Alumunium dalam Kaleng Bekas Dan Pemanfaatannya Dalam Pembuatan Tawas”. JURNAL KIMIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar